Selasa, 03 Juli 2012
Ditembak karena Dikira Pesawat Israel
Pejabat Suriah mengungkapkan alasan penembakan pesawat tempur Turki oleh militernya pekan lalu. Menurut Menteri Informasi Suriah, angkatan perangnya kemungkinan mengira pesawat itu milik Israel.
"Seperti Anda tahu, ada sebuah negara bernama Israel di sana, dan Anda juga tahu pesawat-pesawat negara Zionis itu sangat mirip. Karena mereka berasal dari pabrik yang sama, dari Amerika Serikat, (jadi) mungkin Suriah mengira yang ditembak itu adalah pesawat Israel," kata Menteri Informasi Suriah Omran Al Zubi kepada televisi berita Turki, A Haber, Rabu (27/6/2012).
Israel dan Suriah merupakan musuh bebuyutan dan tidak memiliki hubungan diplomatik.
Dalam wawancara melalui telepon itu, Al Zubi berbicara dengan nada bersahabat terhadap Turki. Hubungan kedua negara bertetangga itu memburuk selama pemberontakan terhadap rezim Presiden Bashar al-Assad.
Ketegangan di antara kedua negara memuncak pekan lalu ketika Suriah menembak pesawat Turki yang menurut Ankara terbang di wilayah udara internasional.
Tindakan Suriah itu mendapat kecaman keras dari NATO. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Selasa (26/6/2012), negaranya mengubah aturan main militer dan akan menggunakan pendekatan militer di perbatasannya dengan Suriah. Potensi ancaman akan "ditangani sebagaimana mestinya".
Kedua negara mengakui pesawat itu sempat masuk ke wilayah udara Suriah. Namun, Turki berkeras kesalahan itu diperbaiki dan pesawatnya telah berada di wilayah internasional saat ditembak.
"Saya menggarisbawahi bahwa Suriah tidak melancarkan serangan pada Turki, dan saya berharap hubungan Turki-Suriah bisa menjadi lebih baik," ungkap Al Zubi.
"Masalah yang terjadi baru-baru ini adalah, pesawat Turki memasuki wilayah udara Suriah dan direspons sebagai target tak dikenal. (Pesawat) Itu ditembak bukan karena milik Turki. Kami tidak pernah berniat melukai rakyat ataupun negara Turki," papar Al Zubi.
Baik Turki maupun Suriah kini masih mencari kedua pilot pesawat itu. "Kami tidak mengetahui kondisi kedua pilot. Harapan kami, mereka masih hidup dan sehat," lanjutnya.
Pada kesempatan berbeda, PM Erdogan, yang mengenakan seragam pilot tempur dan berfoto di kokpit salah satu jet tempur Turki di Ankara, menegaskan bahwa negaranya bukan agresor, tetapi akan memberi respons apa adanya.
"Saya katakan hal ini pada setiap kesempatan, kami tidak akan pernah menginginkan tanah negara lain. Kami tidak menunjukkan sikap permusuhan terhadap negara apapun. Kami tidak pernah mengancam keamanan negara lain," kata Erdogan yang ditayangkan oleh CNN Turk.
"Kami tidak pernah ragu untuk merespons dengan cara yang paling keras dan melakukan yang diperlukan dengan segenap kekuatan, seperti kekuatan dan inspirasi yang kami dapat dari sejarah, terhadap sikap permusuhan, serangan, dan ancaman terhadap kami," ungkap Erdogan..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar